MAKALAH
MATERIAL
LISTRIK
Oleh
:
ANJAS
MARA
1524042005
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2015
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Tujuan Masalah 1
1.3.Perumusan Masalah 1
1.4.Manfaat Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1.Material
Listrik................................................................................ 3
BAB III PENUTUP 23
3.1.Kesimpulan.......................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Listrik
merupakan daya yang ditimbulkan oleh adanya pergesekan ataupun melalui sebuah
proses pergesekan ataupun melalui sebuah proses kimia dimana hasil dari proses
kimia tersebut bisa digunakan untuk kemudian menghasilkan panas, cahaya, atau
bahkan bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan sebuah mesin.
Material
listrik merupakan segala jenis benda yang dapat digunakan dalam perlengkapan
dan alat bantu yang berhungan secara langsung secara langsung dengan listrik, pentingnya
pengetahuan material listrik agar dapat memanfaatkan bahan dengan sebaiknya.
1.2.Tujuan Masalah
· Untuk mengetahui pengenalan beberapa sifat bahan listrik.
· Untuk mengetahui spesifikasi bahan listrik
· Untuk mengetahui kelompok kelompok bahan listrik
1.3. Perumusan Masalah
Adapun
perumusan masalah dalam makalah ini adalah :
· Bagaimana saja sifat bahan listrik
· Apa saja spesifikasi bahan listrik
· Bagaimana kelompok kelompok bahan listrik
Landasan
Teori
Material
Listrik
Material Listrik adalah
segala jenis benda yang dapat digunakan dalam peralatan atau perlengkapan dan
alat bantu yang berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan listrik.
Pentingnya
pengetahuan tentang material listrik agar dapat :
1.
Memperlakukan atau memanfaatkan bahan
dengan sebaik-baiknya.
Maksudnya
menggunakan bahan seefisien mungkin tetap pada suatu batasan-batasan keamanan
yang sesuai.
2.
Mengetahui batasan aman bahan
Pengenalan
beberapa sifat bahan :
1.
Tegangan (stress)
Tegangan adalah tahanan
material terhadap gaya atau beban. Tegangan diukur dalam bentuk gaya per luas.
Tegangan normal adalah
tegangan yang tegak lurus terhadap permukaan dimana tegangan tersebut
diterapkan. Tegangan normal berupa tarikan atau tekanan. Satuan SI untuk
tegangan normal adalah Newton per meter kuadrat (N/m2) atau Pascal (Pa).
Tegangan dihasilkan dari gaya seperti : tarikan, tekanan atau geseran yang
menarik, mendorong, melintir, memotong atau mengubah bentuk potongan bahan dengan
berbagai cara. Perubahan bentuk yang terjadi sering sangat kecil dan hanya
testing machine adalah contoh peralatan yang dapat digunakan untuk mendeteksi
perubahan bentuk yang kecil dari bahan yang dikenai beban. Cara lain untuk
mendefinisikan tegangan adalah dengan menyatakan bahwa tegangan adalah jumlah
gaya dibagi luas permukaan dimana gaya tersebut bereaksi.
Tegangan normal
dianggap positif jika menimbulkan suatu tarikan (tensile) dan dianggap negatif
jika menimbulkan penekanan (compression).
Tegangan normal (σ)
adalah tegangan yang bekerja tegak lurus terhadap bidang luas (Timoshenko dan
Goodier,1986) :
Tegangan adalah besaran
pengukuran intensitas gaya atau reaksi dalam yang timbul persatuan luas.
Tegangan menurut Marciniak dkk. (2002) dibedakan menjadi dua yaitu, Engineering
stress dan true stress. Engineering stress dapat dirumuskan sebagai berikut :
A0 = Luas permukaan
awal (mm2) Sedangkan True stress adalah tegangan hasil pengukuran intensitas
gaya reaksi yang dibagi dengan luas permukaan sebenarnya (actual). True stress
dapat dihitung.
2.
Regangan (strain)
Regangan didefinisikan
sebagai perubahan ukuran atau bentuk material dari panjang awal sebagai hasil
dari gaya yang menarik atau yang menekan pada material. Apabila suatu spesimen
struktur material diikat pada jepitan mesin penguji dan beban serta pertambahan
panjang spesifikasi diamati serempak, maka dapat digambarkan pengamatan pada
grafik dimana ordinat menyatakan beban dan absis menyatakan pertambahan
panjang.
Batasan sifat elastis
perbandingan regangan dan tegangan akan linier akan berakhir sampai pada titik
mulur.
Hubungan tegangan dan
regangan tidak lagi linier pada saat material mencapai pada batasan fase sifat
plastis. Menurut Marciniak dkk. (2002) regangan dibedakan menjadi dua, yaitu :
engineering strain dan true strain.
Engineering strain
adalah regangan yang dihitung menurut dimensi benda aslinya (panjang awal).
Sehingga untuk mengetahui besarnya regangan yang terjadi adalah dengan membagi
perpanjangan dengan panjang semula.
3.
Kekuatan (strenght)
kemampuan bahan untuk
menahan tegangan tanpa kerusakan. Atau kemampuan suatu bahan dalam menerima
beban, semakin besar beban yang mampu diterima oleh bahan maka benda tersebut
dapat dikatakan memiliki kekuatan yang tinggi. Dalam kurva tegangan – regangan
(stress-strain), kekuatan dapat dilihat dari sumbu-y (stress), semakin tinggi
nilai stress-nya maka bahan tersebut lebih kuat.
4.
Keuletan (ductility)
kemampuan bahan untuk
menerima tegangan tanpa / tidak mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang
permanen setelah tegangan dihilangkan dan kembali ke ukuran serta bentuk
asalnya.
5.
Ketangguhan (thougnness)
kemampuan bahan untuk
menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat
dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan
suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh
banyak faktor , sehingga sifat ini sulit untuk diukur kemampuan bahan untuk
menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat
dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan
suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh
banyak fakto, sehingga sifat ini sulit untuk diukur.
6.
Daya hantar
Kemampuan bahan
menghantarkan sejumlah energi.
7.
Konduktivitas
Konduktivitas listrik
adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Jika
suatu beda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung sebuah konduktor,
muatan-muatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik.
Konduktivitas
listrik didefinsikan sebagai ratio dari
rapat arus terhadap kuat medan listrik : .
Pada beberapa jenis
bahan dimungkinkan terdapat konduktivitas listrik yang anisotropik. Lawan dari
konduktivitas litrik adalah resistivitas listrik atau biasa disebut sebagai resistivitas saja,
yaitu
8.
Tahanan sejenis (P)
Tahanan jenis adalah
tahana suatu penghantar pada panjang penghantar 1 m dan Luas penampang 1 mm2
dan pada keadaan temperatur 200.
Spesifikasi
bahan listrik:
1.
Berdasarkan kondisinya :
•
Bahan Mentah, merupakan bahan dasar yang masih perlu diolah untuk dijadikan
bahan setengah jadi atau bahan jadi (siap pakai).
•
Bahan Setengah jadi, adalah bahan mentah yang telah ditingkatkan kondisinya
dari bahan mentah menjadi bahan setengah jadi.
•
Bahan Jadi atau berupa material yang telah siap pakai, setelah melalui proses
pengolahan atau proses produksi.
2.
Berdasarkan sifat kelistrikannya :
•
Konduktor atau penghantar, adalah material
listrik yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik,
biasanya terbuat dari logam (tembaga,
aluminium, dan lain-lain).
•
Tahanan, adalah material listrik yang dapat mengalirkan listrik tetapi lebih sukar jika dibandingkan dengan
penghantar.
Misal
: nikelin, konstantan, manganin, dan lain-lain.
•
Isolasi, adalah material listrik yang berfungsi sebagai penyekat atau isolasi.
Material ini tidak bisa dilalui oleh arus listrik.
Misal
: keramik, plastik, karet, ebonit, dan lain-lain.
3.
Berdasarkan sifat kemagnitannya :
•
Magnit permanen, adalah magnit yang bersifat tetap hingga sifat kemagniannya
sukar sekali hilang
Misal
: Baja, kobalt, nikel, atau kombinasi (campuran) dari material tersebut.
•
Magnit remanen, adalah magnit yang bersifat remanen (sementara). Jadi material
tersebut akan menjadi magnit jika ada aliran listrik melalui kumparan yang
mengelilinginya, misal : plat dinamo, besi tuang dan baja tuang.
•
Non magnitis,adalah material yang tidak bisa dijadikan magnit dan tidak dapat
dipengaruhi magnit.
Misal
: Aluminium, tembaga, antimon bismut dan fosfor.
•
Para magnitis, adalah material yang
tidak dapat dijadikan magnit, tetapi dapat dipengaruhi magnit.
Misal
: Platina, mangaan.
4.
Berdasarkan Ikatan atom Strukturnya :
a) Logam
Logam
dalam bahasa yunani adalah metallon yang
merupakan unsur kimia yang membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam,
atau mirip dengan kation pada awan elektron. Dalam tabel periodik dari boron
(Bo) ke Polonium (Po) yang membedakan antara unsur logam dan logam. Unsur dalam
garis ini adalah metaloid atau semi logam, unsur di kiri bawah adalah logam,
untuk unsur kanan atas adalh non logam. Logam merupakan struktur raksasa dari
atom-atom yang berikatan satu sama lain melalui ikatan logam.
"Raksasa" menunjukkan jumlah yang sangat banyak tetapi jumlah atom
yang terlibat sangat bervariasi - tergantung pada ukuran potongan logam. Logam
juga di kenal karena konduktivitas termalnya dan listrik yang tinggi tidak
tembus cahaya dan dan relatif berat. Logam berelektron valensi tidak terikat,
namun dapat meninggalkan atom induknya.
SIFAT-SIFAT
FISIS LOGAM
•
Titik leleh dan titik didih
Kebanyakan
dari logam memilki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena kekuatan
ikatan logam. Karena kekuatan logam tergantung pada jumlah elektron yang
terdelokalisasi pada lautan elektron dan pada susunan atomnya. Tetapi untuk
logam-logam golongan 1 seperti Natrium dan Kalium memiliki titik leleh dan
titik didih yang rendah dikarenakan satu elektron untuk dikontribusikan pada
ikatannya, terapi ada penyebab lainnya yaitu:
Karena
unsur golongan 1 tersusun tidak efektif dan juga ukuran atom yang relatif
besar.
•
Daya hantar listrik
Logam
dapat menghantarkan listrik karen Elektron yang ter delokalisasi bergerak ke
seluruh bagian struktur 3 dimensi. selama atom saling bersentuhan satu sama
lain, ikatan logam masih tetap ada.
•
Daya hantar panas
Logam
adalah knduktor panas yang baik.
•
Kekuatan dan kemempuan kerja
Ketika
logam berbentuk elastis, ketika tekanan diterpakan pada logam tersebut akan
meregang, begitu juga sebaliknya logam akan kembali ke bentuk semula.
•
Kekerasan logam
Karena
logam memiliki butiran yang tersusun sebagaimana metinya, hal ini mengakibatkan
logam lebih keras. . Kenaikan jumlah batas butiran tidak hanya membuat logam
menjadi semakin kuat, tetapi juga membuat logam menjadi rapuh.
•
Pengontrolan ukurab butiran kristal
Pengontrolan
ini dengan pemanasan biala ingin logam menjadi sususnan lebih rapi dan
pendinginan untuk membuat logam lebih keras.
b) Polimer
Polimer
atau polimerisasi berasal dari dua kata yaitu poli dan meros. Poli berarti
banyak sedangkan meros berarti bagian, polimer berarti banyak bagian, terdiri
dari banyak monomer yang membentuk polimer atau blok yang dihubungkan dengan
iktan-ikatan kovalen. Polimer tersusun atas monomer. Monomer monomer tersebut
dihubungkan melalui suatu reaksi dimana dua molekul berikatan secara kovalen
satu sama lain melalui pelepasan satu molekul air. Reaksi ini disebut
kondensasi atau dehidrasi. Ketika suatu ikatan terbentuk antara 2 monomer,tiap
molekul memberikan gugus hidroksil (-OH), sementara yang lainnya memberikan
hidrogen (-H). Polimer juga dapat diuraikan menjadi monomer melalui hidrolisis,
contohnya adalah pencernaan.
c) Keramik
Keramik
berasal dari bahasa yunani yaitu “ceramos”(pembuat barang tembikar tanah liat)
dan bahasa inggris “ceramic” adalah material anorganik dan non-metal. Umumnya
keramik adalah senyawa antara logam dan non logam. Keramik sudah digunakan
sekitar sebelum 4000 SM yang sudah
digunakan sebagai busi isolator listrik dan kekuatan terhadap suhu tinggi yang
dapat menghasilkan jenis keramik yang sangat berkualitas.
Keramik
sendiri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. keramik
tradisional yang biasanya terbuat dari tanah liat,
contoh:
porselen, batu ubin, gelas, whiteware, sewer piper, dll,
2. keramik
modern yang biasanya mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dan mempunyai efek
dramaris yang lebih bermanfaat untuk kehidupan manusia atau biasanya disebut
keramik industri, keramik teknologi tinggi dan keramik halus,
contoh:
pemakaian pada benda-benda elektronik,komputer, aerospace, heat changers,
turbin, dll.
SIFAT
FISIS DARI KERAMIK
Kebanyakan
dari jenis keramik mempunyai sifat rapuh atau britle, terutama dari jenis
keramik tradisional. Meskipun ini tidak untuk semua jenis keramik, coba
dibandingkan antara piring yang terbuat
dari keramik dengan membandingkan dengan piring yang terbuat dari logam. Tetapi
berbeda dengan keramik yang terbuat dari sintering atau campuran dari sintering
dan logam, seperti halnaya keramik tradisional hanya mampu berrtahan pada suhu
120 0C sedangkan yang dari enginering mapu sampai 20000C.
Setelah
dilakukan beberapa penelitian keramik memeiliki sifat-sifat bahan sebagai
berikut:
1. Mekanik
Keramik
biasanya materias yang kuat dan tahan korosi, sifat-sifat ini bersamaan dengan
kerapatan yang rendah dan tititk lelehnaya yang tinggi yang menjadikan keramik
material yang menarik.
Kerapuhan
dalam keramik merupakan keterbatasan, karena keramik cenderung untuk patah
secara tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Tetapi dalam logam
memungkinkan atom tangganya dapat berubah-ubah tanpa memutus ikatan
strukturnya, yang memungkinkan logam terdeformasi dibawah tekanan. Keramik akan
bertahan karena iktan ion dan kovalennya yang tidak mudah geser.
Dalam
padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan
sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putus
yang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar.
2. Sifat Termal
Sifat
termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal,
dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk
mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan oleh padatan
antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik
biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi
getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat
maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak
pada kisi kristalnya.
Hantaran
panas dalam padatan melibatkan transfer energi antar atom-atom yang bervibrasi.
Vibrasi atom akan mempengaruhi gerakan atom-atom lain di tetangganya dan
hasilnya adalah gelombang yang bergerak dengan kecepatan cahaya yakni fonon.
Fonon bergerak dalam bahan sampai terhambur baik oleh interaksi fonon-fonon .
maupun
cacat kristal. Keramik amorf yang mengandung banyak cacat kristal menyebabkan
fonon selalu terhambur sehingga keramik merupakan konduktor panas yang buruk.
Mekanisme hantaran panas oleh elektron, yang dominan pada logam, tidak dominan
di keramik karena elektron di keramik sebagian besar terlokalisasi.
Contoh
paling baik penggunaan keramik untuk insulasi panas adalah pada pesawat ruang
angkasa. Hampir semua permukaan pesawat tersebut dibungkus keramik yang terbuat
dari serat silika amorf. Titik leleh aluminium adalah 660oC. Ubin menjaga suhu
tabung pesawat yang terbuat dari Al pada atau dibawah 175oC, walaupun eksterior
pesawat midcapi 140oC.
3. Sifat Listrik
Sifat
bahan listrik sangat bervariasi, karena keramik dikenal dengan isolator yang
baik. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO3) dapat di polarisasi dan
digunakan sebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila energi
ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor, bahan ini memiliki
hambatan=0. Akhirnya keramik yang disebut dengan piezoelektrik dapat
menghasilkan respond listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya.
Bahan
dielektrik adalah isolator yang dapat dipolarisasi pada tingkat molekuler.
Material semacam ini di gunakan untuk menyimpan muatan listrik dan elektron
pada tegangan tinggi. Bila kapasitor dalam keadaan bermuatan punuh, arus tidak
akan mengalir. Namun dengan tegangan tinngi yang dapat mengeksitasielektron
dari pita valensi ke pita konduksi.
Ada
beberapa keramik yang dapt menghasilkan kekuatan dielektrik yang sangt besar ,
seperti porselen sampai 160 kv/cm.
Ada
beberapa keramik yang memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistriakan tekan,
yang merupakan bahan canggih yang bisanya digunakan sebagai sensor, atau tranduser
yang terdapat pada mikrofon, dan lain-lain. Dalam bahan keramik ada juga yang
dapat juga di hantarkan oleh ion-ion. Kemampuan penghantar ion didasarkan pada
anion oksigan yang bergerak, tetapi tetap berupa isolator. Contoh padatan ionik
adalah Zirkonia ZrO2 yang distabilkan dengan kalsia (CaO).
4. Sifat
Optik
Keramik
juga memiliki sifat optik, karena sifat bahanya yang transparann, translusen,
atau opaque. Seperti gelas yang dapat mentransmisikan cahaya dengan difusi,
seperti gelas terfrosted (bahan transfulen). Maka dari itu ketika cahaya
mengenai keramik itu cahaya akan ditranmisiskan, diabsorpsi, atau dipantulkan.
Dua mekanisme penting interaksi cahaya denegn partikel dalam adalah polarisasi
elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalah
distorsi awan elektron atom oleh medan listrik dari cahaya.
Dalam
padatan elektron yang energinya tertinggi ada dalam orbital-orbital dalam pita
valensi dan orbital-orbital yang tidak terisi biasanya dalam pita konduksi. Gap
antara pita valensi dan pita konduksi disebut gap energi.
d) Komposit
Menurut
Matthews dkk. (1993), komposit adalah suatu material yang terbentuk dari
kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui campuran yang tidak
homogen, dimana sifat mekanik dari masing-masing material pembentuknya berbeda.
Dari campuran tersebut akan dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat
mekanik dan karakteristik ini yang berbeda dari material pembentuknya. Material
komposit mempunyai sifat dari material konvensional pada umumnya dari proses
pembuatannya melalui percampuran yang tidak homogen, sehingga kita leluasa
merencanakan kekuatan material komposit yang kita inginkan dengan jalan
mengatur komposisi dari material pembentuknya. Komposit merupakan sejumlah
sistem multi fasa sifat dengan gabungan, yaitu gabungan antara bahan matriks
atau pengikat dengan penguat. Kita bisa melihat definisi komposit ini dari
beberapa tahap seperti yang telah digariskan oleh Schwartz :
a.
Tahap/Peringkat Atas
Suatu
bahan yang terdiri dari dua atau lebih atom yang berbeda bolehlah dikatakan
sebagai bahan komposit. Ini termasuk alloy polimer dan keramik. Bahan-bahan
yang terdiri dari unsur asal saja yang tidak termasuk dalam peringkat ini.
b.
Tahap/Peringkat Mikrostruktur
Suatu
bahan yang terdiri dari dua atau lebih struktur molekul atau fasa merupakan
suatu komposit. Mengikuti definisi ini banyak bahan yang secara tradisional
dikenal sebagai komposit seperti kebanyakan bahan logam. Contoh besi keluli
yang merupakan alloy multifusi yang terdiri dari karbon dan besi.
c.
Tahap/Peringkat Makrostruktur
Merupakan
gabungan bahan yang berbeda komposisi atau bentuk bagi mendapatkan suatu sifat
atau ciri tertentu. Dimana konstituen gabungan masih tetap dalam bentuk asal,
dimana dapat ditandai secara fisik dan melihatkan kesan antara muka antara satu
sama lain.
Kroschwitz
dan rekan telah menyatakan bahwa komposit adalah bahan yang terbentuk apabila
dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan. Rosato dan Di Matitia pula
menyatakan bahwa plastik dan bahan-bahan penguat yang biasanya dalam bentuk
serat, dimana ada serat pendek, panjang, anyaman pabrik atau lainnya. Selain
itu ada juga yang menyatakan bahwa bahan komposit adalah kombinasi bahan tambah
yang berbentuk serat, butiran atau cuhisker seperti pengisi serbuk logam, serat
kaca, karbon, aramid (kevlar), keramik, dan serat logam dalam julat panjang
yang berbeda-beda didalam matriks.
Definisi
yang lebih bermakna yaitu menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan bahwa
bahan komposit mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk dan komposisi untuk
menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ciri tertentu yang berbeda
dari sifat dan ciri konstituen asalnya. Disamping itu konstituen asal masih
kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka. Konstituen-konstituen ini
dapat dikenal pasti secara fisikal. Dengan kata lain, bahan komposit adalah
bahan yang heterogen yang terdiri dari dari fasa tersebar dan fasa yang
berterusan. Fasa tersebar selalunya terdiri dari serat atau bahan pengukuh,
manakala yang berterusannya terdiri dari matriks.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa bahan komposit (atau komposit) adalah suatu jenis bahan
baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat
masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu sifat kimia maupun
fisika dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut (bahan komposit).
Jika perpaduan ini terjadi dalam skala makroskopis, maka disebut sebagai
komposit. Sedangkan jika perpaduan ini bersifat mikroskopis (molekular level),
maka disebut sebagai alloy (paduan). Komposit berbeda dengan paduan, untuk
menghindari kesalahan dalam pengertiannya, oleh Van Vlack (1994) menjelaskan
bahwa alloy (paduan) adalah kombinasi antara dua bahan atau lebih dimana bahan-bahan
tersebut terjadi peleburan sedangkan komposit adalah kombinasi terekayasa dari
dua atau lebih bahan yang mempunyai sifat-sifat seperti yang diinginkan dengan
cara kombinasi sistematik pada kandungan-kandungan yang berbeda tersebut.
Bahan
Listrik Dikelompokkan atas :
1.
Konduktor
Konduktor
atau penghantar adalah zat atau bahan yang bersifat dapat menghantarkan energy,
baik energy listrik maupun energy kalor, baik berupa zat padat, cair atau gas.
Bahan-bahan yang bersifat konduktor ini biasanya digunakan untuk membuat
alat-alat yang sifatnya membutuhkan kecepatan transfer energy, misalnya panci,
setrika, kabel dan solder.
Konduktor
yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil.
Pada
umumnya logam bersifat : konduktif. Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi
berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi sebagai penghantar
emas adalah sangat baik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara
ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan.
2.
Isolator
Isolator
adalah bahan yang befungsi untuk menyekat (misalnya antara 2 penghantar); agar
tidak terjadi aliran listrik/kebocoran arus apabila kedua penghantar tersebut
bertegangan. Jadi bahan penyekat harus mempunyai tahanan jenis besar dan
tegangan tembus yang tinggi.
A. Sifat-sifat
isolator antara lain :
•
Sifat listrik
Yaitu
suatu bahan yang mempunyai tahanan jenis listrik yang besar agar dapat mencegah
terjadinya rambatan atau kebocoran arus listrik antara hantaran yang berbeda
tegangan atau dengan tanah.
•
Sifat Mekanis
Mengingat
sangat luasnya pemakaian bahan isolator, maka perlu dipertimbangkan kekuatannya
supaya dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan karena akibat salah pemakaian.
Misal memerlukan bahan yang tahan terhadap tarikan, maka dipilih bahan dari
kain bukan dari kertas karena lain lebih kuat daripada kertas.
•
Sifat Termis
Panas
yang timbul pada bahan akibat arus listrik atau arus gaya magnit berpengaruh
kepada isolator termasuk pengaruh panas dari luar sekitarnya. Apabila panas
yang terjadi cukup tinggi, maka diperlukan pemakaian isolator yang tepat agar
panas tersebut tidak merusak isolatornya.
•
Sifat Kimia
Akibat
panas yang cukup tinggi dapat mengubah susunan kimianya, begitu pula kelembaban
udara atau basah disekitarnya. Apabila kelembaban dan keadaan basah tidak dapat
dihindari, maka harus memilih bahan isolator yang tahan air, termasuk juga
kemungkinan adanya pengaruh zat-zat yang merusak seperti : gas, asam, garam,
alkali, dan sebagainya.
B. Bentuk
isolator
Bentuk
isolator menyerupai dengan bentuk benda pada umumnya, yaitu
•
Isolator bentuk padat
Beberapa
macam isolator bentuk padat sesuai dengan asalnya, diantaranya:
a. Bahan
tambang, seperti: batua pualam, asbes, mika, mekanit, mikafolium,mikalek, dan
sebagainya.
b. Bahan
berserat, seperti: benang, kain, (tekstil), kertas, prespan, kayu, dll.
c. Gelas
dan keramik
d. Plastik
e. Karet,
bakelit, ebonit, dan sebagainya,
f. Bahan
-bahan lain yang dipadatkan.
•
Isolator bentuk cair
Isolator
dalam bentuk cair ini yang paling banyak digunakan adalah minyaktransformator
dan macam-macam minyak hasil bumi.
•
Isolator bentuk gas
Isolator
dalam bentuk gas ini dapat dikelompokkan ke dalam : udara dan gas-gas lain,
seperti : Nitrogen, Hidrogen dan Carbondioksida (CO2), dan lain-lain.
C.
Pembagian kelas isolator
1)
Kelas Y
Yang
termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti kertas,
karton,katun, sutera, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis
atau bahanpencelup laiinya. Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak
pada suhu rendah.
2)
Kelas A
Yaitu
bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis atau kompon
atauyang terendam dalam cairan dielektrikum (seperti isolatorfiber pada
transformator yang terendam minyak). Bahan -bahan ini adalah katun, sutera, dan
kertas yang telah dicelum, termasuk kawat email (enamel) yang terlapis
damar-oleo dan daman polyamide.
3) Kelas E
Yaitu
bahan isolator kawat enamel yang memakai bahan pengikat
polyvinylformal,polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis
dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat
polyethylene terephthalate.
4)
Kelas B
Yaitu
bahan bukan organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang dicelup
ataudirekat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan panas
(dengan dasar minyak pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya).
5)
Kelas F
Yaitu
bahan bukan organik yang dicelup atau direkat menjadi satu dengan
eposide,polyurethane atau pernis lain yang tahan panas tinggi.
6)
Kelas H
Yaitu
semua bahan komposisi bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber dicelup dalam
silikon dan tidak mengandung sesuatu bahan organis seperti kertas, katun dll.
7)
Kelas C
Yaitu
bahan bukan organik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan zat-zatorganik,
seperti : mika, mikanit, yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat bukan
organik), mikalek, gelas dan bahan keramik. Hanya satu bahan organis saja yang
termasuk kelas C yaitu polytetrafluoroethylene (teflon).
3.
Semi konduktor
(Semi
Konduktor) adalah bahan yang mempunyai daya hantar lebih kecil dibanding bahan
konduktor, tetapi lebih besar dibanding bahan isolator. Dalam teknik
elektronika banyak dipakai semi konduktor dari bahan germanium (Ge) dan silicon
(Si). Dalam keadaan aslinya, Ge dan Si adalah bahan pelikan dan merupakan
isolator. Di Pabrik bahan-bahan tersebut diberi kotoran. Jika bahan tersebut
dikotori dengan alumunium maka diperoleh bahan semikonduktor type P (bahan yang
kekurangan elektron/mempunyai sifat positif). Jika dikotori dengan fosfor maka
yang dipeoleh adalah semikonduktor jenis N (bahan yang kelebihan electron,
sehingga bersifat negative). Ge mempunyai daya hantar lebih tinggi dibandingkan
Si, sedangkan Si lebih tahan panas dibanding Ge.
4.
Bahan Magnetik (Magnetic Materials)
dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu ferro magnetic, para-magnetic dan dia-magnetic. Bahan
ferro-magnetic adalah bahan yang mempunyai permeabilitas tinggi dan mudah
sekali dialiri garis-garis gaya magnet. Contoh bahan yang mempunyai
permeabilitas tinggi adalah besi, besi pasir, stalloy, dan sebagainya. Selain
itu sering dijumpai magnet yang merupakan magnet permanen, misalnya alnico,
cobalt, baja arang, dan sebagainya. Baja untuk magnet sering dijumpai pada
pelat-pelat motor/generator, pelat-pelat transformator, dan sebagainya. Dalam
bidang elektronika, digunakan bahan magnet misalnya pada speaker, alat-alat
ukur elektronika, dan sebagainya.
5.
Super Konduktor
Pada
tahun 1911, Kamerligh Onnes mengukur perubahan tahanan listrik yang disebabkan
oleh perubahan suhu Hg dalam helium cair. Dia menemukan bahwa tahanan listrik
tiba-tiba hilang pada suhu 4,153°K. Sampai saat ini telah ditemukan sekitar 24
unsur hantaran super dan lebih banyak lagi paduan dan senyawa yang menunjukkan
sifat-sifat hantaran super. Temperatur kritisnya berkisar antara 1 samapai 19°
Kelvin. Bahan-bahan lead (timah), tin (timah patri), alumunium, dan mercury,
pada sushu mendekati 0 °K mempunyai resistivitas nol.
6.
Serat optik
7.
Bahan Khusus
Sifat Bahan :
1.
Sifat
fisis
Benda
padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk sendiri), dimana pada suhu yang tetap
benda padat mempunyai isi yang tetap pula. Isi akan bertambah atau memuai jika
mengalami kenaikkan suhu dan sebaliknya benda akan menyusut jika suhunya
menurun. Karena berat benda tetap , maka kepadatan benda akan bertambah,
sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:
•
Jika isi (volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan berkurang
•
Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akan bertambah
•
Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam keadaan panas
2.
Sifat kimia
berkarat
adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan yang terbuat dari logam. Hal ini
terjadi karena reaksi kimia dari bahan itu sendiri dengan sekitarnya atau bahan
itu sendiri dengan bahan cairan. Biasanya reaksi kimia dengan bahan cairan
itulah yang disebut berkarat atau korosi. Sedangkan reaksi kimia dengan
sekitarnya disebut pemburaman.
3.
Sifat mekanis
Sifat
mekanis yaitu perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat adanya gaya-gaya
dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi adanya perubahan itu
tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk benda, dan dari bahan apa benda
tersebut dibuat.
Jika
tidak ada gaya dari luar yang bekerja, maka ada tiga kemungkinan yang akan terjadi pada suatu benda:
•
Bentuk benda akan kembali ke bentuk semula, hal ini karena benda mempunyai sifat elastis.
•
Bentuk benda sebagian saja akan kembali ke bentuk semula, hal ini hanya
sebagian saja yang dapat kembali ke bentuk semula karena besar gaya yang
bekerja melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan menjadi berkuran.
•
Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena besar gaya yang
bekerja jauh melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan sama sekali
hilang.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai
materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalahini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini Penulis
banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatankesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Kesimpulan
Pada makalah ini kami simpulkan beberapa inti
pokok dari pembahasan makalah
Material Listrik adalah segala jenis benda
yang dapat digunakan dalam peralatan atau perlengkapan dan alat bantu yang
berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan listrik.
SARAN
Berdasarkan pembahasan kesimpulan yang dapat
disampaikan oleh penulis adalah perlunya pengembangan pembelajaran bahan teknik
di selurun perguruan tinggi di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar